Latest from my journal

Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Baik-baik

Yakinlah...
Aku baik-baik saja, meski kini baru ku sapa.
Menggoreskan kata tak semudah bicara.
karna kata berirama, saat gejolak hati mulai reda.

Yakinlah...
Aku baik-baik saja, meski hari berlalu tanpa aku.
Menghadirkan rasa tak sebatas merayu.
karna rasa berkembang, saat hati ini tidak layu.

Yakinlah...
Aku baik-baik saja, meski aksaraku nyaris terhenti
Merancang aksara tak secepat yang dinanti
karna aksara menyatu, saat hati merajuk kasih

Yakinlah...
Aku baik-baik saja.
Tiba saatnya, aku melanjutkan perjalanan ini
Bersama kamu, tentunya.


#MisiProximaCentauri




Guruku


Guruku,
Laksana mentari pagi menyinariku
Hangat menyapa dalam ketidaktahuanku
Menghadirkan rasa juga asaku

Guruku,
Hadirmu memberi bahagia untukku
Bahkan pelangipun ikut tersenyum melihatmu
Lembut menatap hari, mengiringi langkah setiamu

Guruku,
Lelahmu tak pernah kau rasa
Membangkitkan semangat yang keras bagai baja
Bukti pengabdianmu pada bangsa

Guruku,
Suaramu masih saja lantang ku dengar
Meski ku lihat, wajahmu tampak pucat membeku
Namun, kau relakan dirimu demi mengajarkanku

Guruku,
Denting waktu terus berlalu ditelan masa
Namun ilmu yang kau berikan tak akan pernah sirna
Tak pula pudar walau badai menerjang

Guruku,
Sejatinya kau hadir atas kuasa-Nya
Memilihmu menjadi pahlawan tanpa tanda jasa
Karna pengabdianmu tak terlihat nyata namun bernilai ibadah

Guruku,
Salam beriring doa tercurah untukmu
Akan pinta yang tulus dariku untukmu
Sebuah keberkahan juga kebahagiaanmu

Guruku,
Terimakasih untuk semua ilmu yang kau berikan
Karenamu, lahirlah bintang kelas dunia
Karenamu, aku terjaga dari kebodohan yang menyesatkan

















Senja Kala Itu

Senja kala itu, aku membisu
Ragaku tegak berdiri namun, rapuh
Pikirku berkelabut tentang dirimu
Memandang asa yang kian menjauh
Karena bayangmu tak lagi satu

Senja kala itu, aku terenyuh
Melepas rasa yang kian tumbuh
Bersama hembusan angin, ku biarkan ia luruh
Kendaliku agar tak lagi jatuh
Upayaku agar tak lagi sesak merindu









AYAH

Ini bukan hanya tentang aku, juga bukan tentang ayah.
Ini tentang kita
Tentang rasa yang saling menjaga
Tentang rindu yang saling mendamba
Tentang kasih yang tak berucap kata

Mata lelah ayah itu, selalu membuatku pilu
Tergurat kasih yang menyayat kalbu
Rambut ayah yang mulai memutihpun, selalu membuatku sendu
Terlihat kuat walau sebenarnya mulai rapuh

Aku bangga pada ayah,
Bangga akan setiap kerja keras ayah.
Akupun mencintai ayah tanpa batas
Seperti doaku untukmu yang tak pernah lepas

Tahukah apa pintaku untukmu?
Bimbinglah aku untuk bersama-sama menggapai ridhoNya
karena kelak, aku juga ingin bersamamu disana, di surgaNya Allah Swt Yang Maha Esa

Serdadu Cilik Penghafal Al-Qur’an


Serdadu cilik penghafal Al-Qur’an…
Kau memiliki impian yang tak dimiliki kebanyakan orang
Anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lanjut usia
Impianmu sungguh mulia, untuk bisa menghafal Al-Qur’an

Serdadu cilik penghafal Al-Qur’an…
Langkahmu pasti tuk menuju impian
Keterbatasanmu tak menjadi hambatan
Selalu  menerima tantangan dengan senyuman dan penuh keyakinan

Serdadu cilik penghafal Al-Qur’an…
Diusiamu yang masih dini, daya ingatmu sungguh menakjubkan
Semangat membaramu telah membakar jiwaku yang rentan
Sungguh, kau adalah anak kebanggaan

Serdadu cilik penghafal Al-Qur’an…
Tubuh mungilmu tak membuatmu lemah menghafal Al-Qur’an
Suaramu begitu Lantang melafazdkan ayat-ayat suci Al-Qur’an
Menggetarkan tubuh ini, menggugurkan rasa kesombongan diri

Serdadu cilik penghafal Al-Qur’an…
Iramamu begitu indah dalam melafadzkan ayat Al-Qur’an
Meluruhkan hati ini, dari kerasnya hati yang tersembunyi
Meneteskan air mata, haru yang tak terhindari

Serdadu cilik penghafal Al-Qur’an…
Kau adalah penegak kejayaan Islam
Kau adalah cahaya di tengah zaman kegelapan


25 Juli 2014

Negeriku, Antara Kenyataan dan Harapan


Kini, tak ku lihat lagi hijaunya taman kota
Gedung-gedung berjejer menjulang angkasa
Telah menjadi pesona negeri  merana

Kini, tak ku dengar lagi siulang burung yang bersahutan
Deru mesin kendaraan menggelegar
Telah menjadi nyanyian negeri merana

Kini, tak ku rasakan lagi sentuhan indah angin alami
Alat pendingin di setiap sudut ruangan menemani
Telah menjadi penyejuk negeri merana

Negeri merana..
Panas membara membakar bumi pertiwi
Hutan negeri dibabat oleh pembalak tak manusiawi

Negeri merana..
Sungai di jadikan lading sampah praktis
Banjir menjadi wahana renang gratis

Negeri merana..
Negeri demokrasi
Tapi aspirasi tak terpenuhi
Suara rakyat dianggap nyanyian
Tipu daya sebagai senjata mencapai kemenangan

Negeri merana..
Segala perang etnis selalu mencekam
Semua terjadi karena dendam
Hawa nafsu semakin membara
Membuat hancur Negara

Garuda yang gugur tanpa dosa
Garuda yang gugur terebah
Satu harapku pada bangsa
Tidak ada lagi pertikaian darah

Tuhan, Apa yang terjadi di negeri ini?
Mungkin manusia sudah lupa dengan-Mu
Mereka terlena di kehidupan dunia
Sibuk mengejar harta dan tahta

Tuhan, maafkanlah kami yang telah lalai pada-Mu
Maafkanlah kami yang tak menjaga kekayaab alam-Mu
Semoga kami bisa membangun negeri ini
Semoga kami menjadi masyarakat madani

9 Mei 2014

Rindu

sepi ku rasa tanpa suara,
semua kegaduhan sirna seketika
keheningan membawaku ke masa lalu
hingga sedih ini tak kuasa ku pendam,
karena wajah itu membuatku rindu,
rindu yang amat mendalam
tapi, akan ku buat rinduku menjadi sederhana

IBU


Ibu..
Engkau adalah cahaya hidup ku
Engkau adalah pelita hati ku
Dan Engkau adalah ibuku, guruku, sahabatku

Ibu..
Engkau memang luar biasa!
Tiada tanding...
Tiada banding.

Ibu..
Jasamu takkan ku lupa
Senyummu selalu ku jumpa
Dan Hadirmu selalu ku sapa

Ibu..
Terima kasih atas pengorbanan yang engkau berikan kepada ku
Ku hanya ingin selalu bersamamu sepanjang waktuku
Karena Denganmu aku ada, Tanpamu aku tiada

Meraih Mimpi

berlariku dalam angan
terbayang mimpi dalam khayalan
terbuai oleh indahnya senyuman
akan ku kejar asa ku dalam genggaman

satu mimpi, sejuta harapan
terbingkai indah dalam lukisan
terangkum penuh impian
terhampar luas bagai lautan

terus berjuang..
walau jalan terhalang
walau pohon tumbang
tak ada ragu, tak ada bimbang
tak ingin hilang dan selalu dikenang
akan kuraih mimpiku  yang sempat terbuang



2 Februari 2013

Kamu Tahu Aku

Kamu tahu aku tahu kamu tahu aku,
Aku tahu kamu tahu aku tahu kamu,
Akupun tahu kamu tahu rasaku,
dan aku tahu kamu tak tahu aku tahu kamu tahu rasaku
Tetapi, tahukah kamu? aku tak tahu rasamu
Biarkan aku tahu rassamu,
dan kamu tak perlu tahu aku tahu.


27 Januari 2013

Tanaman

aku kira tanaman itu sudah mati
aku kira tanaman itu takkan terganti
tapi ternyata perkiraanku salah,,
tanaman itu hanya layu
tanaman itu tumbuh yang baru

tanaman yang baru, tak ingin seperti dahulu
tertanam dengan berbagai untaian dan tumbuh tanpa paksaan

17 November 2012

Letih

Letih..

Letih yang ku rasa hanya menolehkan luka
Letih yang ku rasa hanya menolehkan tanya
Letih yang ku rasa menjadikanku kalah

Letih, dan tertatih hingga aku bosan
Aku sudah letih...
Aku akan mundur, menjauh, dan pergi



25 Agustus 2012

Rasa

Rasa..

Tersembunyi dipelosok hati
Menetap tanpa penataan
Gundah menyelimuti dinginnya hati
Terasa hambar, merekah tanpa arti
Menoleh dalam tanya
Menggeleng dalam kemauan
Mengangguk dalam keraguan
Antara iya dan tidak
 

Caraku memang berbeda..
Inginku pun berbeda..

Diam


Terlalu lama aku diam, hingga aku bosan
Aku diam bukan berarti kalah
Aku diam juga bukan berarti mengalah
Aku diam, dan hanya bisa terdiam karena aku telah lelah
Lelah menunggumu untuk bisa mengerti

Terlalu lama aku diam, hingga aku benci
Aku benci pada diriku yang  hanya bisa diam
Aku benci pada kenyataan yang ada
Aku pun benci pada dirimu yang tak juga mengerti

Hatiku ingin lepas, bebas, dan terbalas
Akupun ingin  bangkit dan teriak , agar kamu tahu
Bahwa aku menyayangimu