Oleh Syahidinar Akbari
Tik tok tik tok jam dinding di kamarku terus
bergerak, sudah jam 10 malam mataku belum juga terlelap. Aku berfikir keras
untuk bisa mendekati Furqon. Dia adalah cowok yang selama ini selalu cuek dan
menolak ajakanku, bahkan untuk sekedar bertatapan saja sulit. Sikapnya yang
seperti itu membuat aku semakin penasaran dan ingin lebih mengenalnya, selain dia
itu alim, dia juga tampan dan pintar. Tak heran banyak cewek yang tertarik
padanya. Tiba-tiba satu ide muncul dibenakku.
Keesokkan harinya, aku segera
bergegas ke sekolah seperti biasanya, namun ada satu hal yang berbeda yaitu aku
ke sekolah tanpa berdandan.
“Zahra…ko
hari ini lo beda banget sih, nggak kaya biasanya!” kata sholeh menghampiriku.
“masa
sih, emang keliatan banget ya, padahal cuma nggak pake bedak dan acsesoris
lainnya!” jelasku santai.
“tumben
banget, kena angin apa lo? Apa lo sudah frustasi karena nggak bisa deketin si Furqon
ya…haha” ledek Sholeh
“ih,
apaan sih lo! kata lo si Furqon nggak suka cewek yang suka dandan. Jadi, gue
coba aja deh” kataku sinis.
“lo
mau nggak gue kasih tahu kaya bagaimana tipe cewek yang disukai Furqon!” kata
Sholeh
“memangnya
kaya gimana?” tanyaku penasaran.
“yang
seperti Annisa. Dia itu kan cantik, alim, pinter, lemah lembut, yang paling
penting muslimah banget dan aktivis dakwah sekolah. Cewek idaman deh, gua aja
demen” jelas Sholeh
“gue
kan cantik, lumayan pinter, lemah lembut juga. Tapi, maksudnya berdakwah itu
gimana?” kataku kesal
“Tapi
lu itu nggak muslimah banget, pake kerudung aja cuma hari Jum’at, dan kalo
Annisa sukanya berdakwah,nah elu berkoah”
“ahh,
jahat banget sih lu, itu semua karena gue belum siap berkerudung dan belum
punya banyak soal ilmu agama. Sholeh, bantu gue agar bisa deket sama dia.”
Kataku resah
“maap
deh, yaudah lu masuk rohis ajah. Lagi pula lu kan sekelas sama Annisa jadi, lu
bisa tanya banyak tentang si Furqon” jelas Sholeh.
Sepanjang jalan menuju kelas, aku teringat oleh
kata-kata Sholeh. Setibanya di kelas aku segera menghampiri Annisa.
“Ada
apa Zahra?”Tanya Annisa lembut
“ohh,
gini… jadi, gue mau masuk rohis. Boleh nggak ya?” kataku gugup
“Alhamdulillah
kalo kamu mau masuk. Boleh ko ra!”kata Annisa
“Tapi,
gue kan nggak pake kerudung nis” kataku lirih
“tidak
ada yang melarang orang yang tidak berkerudung itu tidak boleh masuk rohis ra.
Kebetulan nanti sepulang sekolah ada syuro rohis. Kamu ikut ya?” ajak Annisa
“Syuro?
Itu nama acaranya?” tanyaku bingung
“bukan,
syuro itu artinya rapat”
“ohh,
gitu ya. Yaudadeh, aku ikut.” kataku mengakhiri percakapan.
Net..
net.. net.. (bel pulang sekolah)
Aku yang sejak tadi tidak sabar menunggu bel pulang
akhirnya datang. Tiba-tiba aku jadi gugup dan bingung. Tapi, setelah melihat
Furqon yang lewat di depan kelasku, aku menjadi bersemangat untuk ikut rohis.
“Assalamua’laikum
wr.wb”sapa furqon saat membuka syuro.
“Aduh,
gimana sih Sholeh. Bagimana bisa deket sama si Furqon kalau rapat kaya seperti
ini saja dihalangin pake kain ijo” keluhku dalam hati
“kamu
kenapa ra? bingung ya , karena dipisah gini!” tanya Annisa mengangetkanku
“haa
iya, memangnya kenapa dihalangin pake kain ijo itu nis?” bisikku
“oh,
itu namanya hijab, kain pembatas antara ikhwan dan akhwat!”jelas Annisa
Aku yang sejak tadi tak sabar . Akhirnya aku nekat
untuk mengintip dari sela-sela hijab. Saat mataku melihat sekeliling orang yang
ada di balik hijab itu, aku tak melihat sosok Furqon disana. Tapi, setelah aku
menatap lurus kedepan, aku tersentak kaget karena pandanganku terarah ke Furqon yang saat itu juga
sedang melihatku, sepertinya dia sejak tadi mengetahui keberadaanku. Karena
panik, aku segera lari, dan tanpa ku sadari tasku mendorong hijab hinnga roboh.
Seketika semua mata tertuju ke arahku.
“bukan
gue yang ngejatuhin kain ijonya,,eh maksudnya hijabnya” sangkalku panik.
Aku segera pergi, dan saat melangkah keluar aku tidak
sengaja melihat Furqon tertawa kecil. Akupun tersenyum melihatnya.
Setibanya di rumah , aku masih
teringat akan wajah Furqon, dan teringat saat furqon tertawa kecil. Sangat
mengesankan, akupun semakin semangat ikut kegiatan rohis.
Tiba-tiba aku berfikir untuk mengirim pesan singkat ke Furqon,
berharap ia mau membalasnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca kisah selengkapnya di dalam buku antologi cerpen "Dakwah dan Cinta",
Penerbit: Pustaka Jingga, ISBN: 978-602-7880-68-9, Tebal: 254 hlm ;14,8x21 cm,
Harga: 40.000 (belum ongkir).
Cara Pemesanan :
Sms dengan format sms --> judul buku-jumlah buku-nama lengkap-alamat lengkap-no hp
kirim ke 0856 4545 9192
Posting Komentar