Latest from my journal

catatan kecil

pernahkah kau menjadi aku?
pernahkah kau merasa dirimu bukan dirimu?
pernahkah kau merasa bimbang akan jati dirimu?
pernahkah kau merasa ingin baik, namun orang yang kamu butuhkan kepastian darinya, justru mereka yang menghancurkan semua itu? merasa hal itu sudah terlambat? merasa semua itu  sudah tak pantas?
harus kemanakah aku mencari aku yang sebenarnya?
mengapa semua itu menjadi seperti awan-awn hitam yang kelam, yang terus menghantuiku?
mengapa semua itu membuat diriku menjadi tak nyaman? tetapi mengapa pada ketidaknyamanan itu aku merasa ingin.

13 Desember 2012

Tanaman

aku kira tanaman itu sudah mati
aku kira tanaman itu takkan terganti
tapi ternyata perkiraanku salah,,
tanaman itu hanya layu
tanaman itu tumbuh yang baru

tanaman yang baru, tak ingin seperti dahulu
tertanam dengan berbagai untaian dan tumbuh tanpa paksaan

17 November 2012

Letih

Letih..

Letih yang ku rasa hanya menolehkan luka
Letih yang ku rasa hanya menolehkan tanya
Letih yang ku rasa menjadikanku kalah

Letih, dan tertatih hingga aku bosan
Aku sudah letih...
Aku akan mundur, menjauh, dan pergi



25 Agustus 2012

Hijab Cinta

Oleh Syahidinar Akbari

Tik tok tik tok jam dinding di kamarku terus bergerak, sudah jam 10 malam mataku belum juga terlelap. Aku berfikir keras untuk bisa mendekati Furqon. Dia adalah cowok yang selama ini selalu cuek dan menolak ajakanku, bahkan untuk sekedar bertatapan saja sulit. Sikapnya yang seperti itu membuat aku semakin penasaran dan ingin lebih mengenalnya, selain dia itu alim, dia juga tampan dan pintar. Tak heran banyak cewek yang tertarik padanya. Tiba-tiba satu ide muncul dibenakku.
            Keesokkan harinya, aku segera bergegas ke sekolah seperti biasanya, namun ada satu hal yang berbeda yaitu aku ke sekolah tanpa berdandan.
“Zahra…ko hari ini lo beda banget sih, nggak kaya biasanya!” kata sholeh menghampiriku.
“masa sih, emang keliatan banget ya, padahal cuma nggak pake bedak dan acsesoris lainnya!” jelasku santai.
“tumben banget, kena angin apa lo? Apa lo sudah frustasi karena nggak bisa deketin si Furqon ya…haha” ledek Sholeh
“ih, apaan sih lo! kata lo si Furqon nggak suka cewek yang suka dandan. Jadi, gue coba aja deh” kataku sinis.
“lo mau nggak gue kasih tahu kaya bagaimana tipe cewek yang disukai Furqon!” kata Sholeh
“memangnya kaya gimana?” tanyaku penasaran.
“yang seperti Annisa. Dia itu kan cantik, alim, pinter, lemah lembut, yang paling penting muslimah banget dan aktivis dakwah sekolah. Cewek idaman deh, gua aja demen” jelas Sholeh
“gue kan cantik, lumayan pinter, lemah lembut juga. Tapi, maksudnya berdakwah itu gimana?” kataku kesal
“Tapi lu itu nggak muslimah banget, pake kerudung aja cuma hari Jum’at, dan kalo Annisa sukanya berdakwah,nah elu berkoah”
“ahh, jahat banget sih lu, itu semua karena gue belum siap berkerudung dan belum punya banyak soal ilmu agama. Sholeh, bantu gue agar bisa deket sama dia.” Kataku resah
“maap deh, yaudah lu masuk rohis ajah. Lagi pula lu kan sekelas sama Annisa jadi, lu bisa tanya banyak tentang si Furqon” jelas Sholeh.
Sepanjang jalan menuju kelas, aku teringat oleh kata-kata Sholeh. Setibanya di kelas aku segera menghampiri Annisa.
“Ada apa Zahra?”Tanya Annisa lembut
“ohh, gini… jadi, gue mau masuk rohis. Boleh nggak ya?” kataku gugup
“Alhamdulillah kalo kamu mau masuk. Boleh ko ra!”kata Annisa
“Tapi, gue kan nggak pake kerudung nis” kataku lirih
“tidak ada yang melarang orang yang tidak berkerudung itu tidak boleh masuk rohis ra. Kebetulan nanti sepulang sekolah ada syuro rohis. Kamu ikut ya?” ajak Annisa
“Syuro? Itu nama acaranya?” tanyaku bingung
“bukan, syuro itu artinya rapat”
“ohh, gitu ya. Yaudadeh, aku ikut.” kataku mengakhiri percakapan.
Net.. net.. net.. (bel pulang sekolah)
Aku yang sejak tadi tidak sabar menunggu bel pulang akhirnya datang. Tiba-tiba aku jadi gugup dan bingung. Tapi, setelah melihat Furqon yang lewat di depan kelasku, aku menjadi bersemangat untuk ikut rohis.
“Assalamua’laikum wr.wb”sapa furqon saat membuka syuro.
“Aduh, gimana sih Sholeh. Bagimana bisa deket sama si Furqon kalau rapat kaya seperti ini saja dihalangin pake kain ijo” keluhku dalam hati
“kamu kenapa ra? bingung ya , karena dipisah gini!” tanya Annisa mengangetkanku
“haa iya, memangnya kenapa dihalangin pake kain ijo itu nis?” bisikku
“oh, itu namanya hijab, kain pembatas antara ikhwan dan akhwat!”jelas Annisa
Aku yang sejak tadi tak sabar . Akhirnya aku nekat untuk mengintip dari sela-sela hijab. Saat mataku melihat sekeliling orang yang ada di balik hijab itu, aku tak melihat sosok Furqon disana. Tapi, setelah aku menatap lurus kedepan, aku tersentak kaget karena  pandanganku terarah ke Furqon yang saat itu juga sedang melihatku, sepertinya dia sejak tadi mengetahui keberadaanku. Karena panik, aku segera lari, dan tanpa ku sadari tasku mendorong hijab hinnga roboh. Seketika semua mata tertuju ke arahku.
“bukan gue yang ngejatuhin kain ijonya,,eh maksudnya hijabnya” sangkalku panik.
Aku segera pergi, dan saat melangkah keluar aku tidak sengaja melihat Furqon tertawa kecil. Akupun tersenyum melihatnya.
            Setibanya di rumah , aku masih teringat akan wajah Furqon, dan teringat saat furqon tertawa kecil. Sangat mengesankan, akupun semakin semangat ikut kegiatan rohis.
Tiba-tiba aku berfikir untuk mengirim pesan singkat ke Furqon, berharap ia mau membalasnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Baca kisah selengkapnya di dalam buku antologi  cerpen "Dakwah dan Cinta", 
Penerbit: Pustaka Jingga, ISBN: 978-602-7880-68-9, Tebal: 254 hlm ;14,8x21 cm,
Harga: 40.000 (belum ongkir). 

Cara Pemesanan :
Sms dengan format sms -->  judul buku-jumlah buku-nama lengkap-alamat lengkap-no hp
kirim ke 0856 4545 9192