Latest from my journal

Adab/Tata Cara Makan dan Minum Menurut Islam

Banyak hal yang sering kita lupakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adab/tata cara makan dan minum menurut Islam. Apalagi, di zaman modern saat ini. Sering kita jumpai tidak tersedianya bangku yang cukup untuk makan ketika menghadiri suatu acara di gedung mewah. Kemudian, iklan minuman di tv yang sering kali memperlihatkan cara minum yang salah “berdiri, dan menggunakan tangan kiri”, sangat disayangkan sekali bila anak-anak yang melihatnya, dan malah akan menirunya. Selain itu, banyak orang tua yang menyuapi anaknya makan, ketika anak itu sedang main lari-larian. Banyak hal kecil yang terlupakan dan ditinggalkan. Padahal, dari hal kecil itulah hal besar bisa kita lakukan.
 
Nah, untuk itu marilah kita tetap menjaga akhlak dengan meneladani Rasul dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut diuraikan tata cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak (karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
2. Tidak mencela makanan yang tidak disukai.
Abu Hurairah ra. berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka menjawab : “Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya, seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim)
Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan.
Ketika diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit.
Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.
yaitu dengan makan diharapkan kebutuhan biologis akan makanan terpenuhi, yang nantinya akan diolah oleh tubuh menjadi energi, dan dengan energi tubuh yang dihasilkan dari makanan dan minuman tersebut kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dengan niat ibadah itu berarti kita bisa mengurangi semangat nafsu kebinatangan dan membawa pada sikap totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada kita (qana’ah). Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw.
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi setip orang adalah apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhori).
4. Membaca Basmalah dan Hamdalah.
Memulainya dengan membaca “basmalah” serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam bentuk yang paling minimal.
Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:
Dan dari Jabir berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam rumahnya dengan mengucapkan “bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan berkata kepada temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama Allah, maka setan akan berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu dapat bermalam dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Rasulullah SAW bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”(HR. Abu Dawud)
Jika lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat.
Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (HR. Turmidzi)
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya.
Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
5. Makan dengan tangan kanan.
Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam bersabda,“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022).
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020)
Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan tangan kanan untuk makan, maka tidak sepantasnya salah satu tangan tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal 2/594).
6. Memakan makanan yang terdekat dahulu.
Umar bin Abi Salamah ra. bercerita : “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari makanan baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)
Dalam hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya termasuk pemborosan (perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang kamu (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
7. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Janganbersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar.
Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah ‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”. (HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan: “Dari Abi Qatadah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
8. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
9. Mengambil makanan dan minuman secukupnya.
sehingga bisa dihabiskan tanpa sisa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.Artinya :
Dari Jabir katanya, Rosululloh saw. menyuruh membersihkan sisa makanan yang di samping piring maupun yang di jari, seraya bersabda : “Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dibagian manakah makananmu yang mengandung berkah”. (HR. Muslim).
10. Makan Sambil duduk, dan tidak berdiri.
Hal ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah, dari Anas dari Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah melarang orang minum sambil berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih busuk dan jahat”. (HR. Ahmad, Muslim dan Turmidzi)
 “kalau bukan sekarang, kapan kebiasaan baik itu dimulai?”
Semoga bermanfaat_


Aku Bukan Mereka

Oleh Syahidinar Akbari


Satu malam berlalu, sepi. Hanya jejak kenangan yang datang mengusik. Aku terlarut akan kepergian ayah 5 tahun yang lalu. Aku teringat semua kenangan saat ayah masih ada, sebuah keceriaan di rumah ini, yang kini hilang sejak kepergian ayah. Seketika, aku tersentak kaget saat bunda memanggilku.
“Lyra……bunda ingin bicara sama kamu!” kata bunda tegas.
“iii..iya bunda, Lyra akan segera kesana!” kataku gugup.
Aku segera menemui bunda. Seperti biasa, bunda hanya diam dan menatapku tajam. Setelah beberapa menit kemudian, bundapun mulai bicara.
“Lyra, bunda kecewa sama kamu. Tadi Bu Ira telepon, katanya nilai kamu turun!” kata bunda.
Belum sempat aku jawab bundapun melanjutkan bicaranya.
“kamu seharusnya contoh kakak kamu, dia selalu mendapat juara kelas, nilainya juga tidak pernah turun. Tidak seperti kamu yang bisanya main-main saja, hingga nilaimu turun!” lanjut bunda.
“maaf bunda, Lyra akan memperbaikinya.” kataku lirih.
Keesokan harinya, ketika pulang sekolah. Aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku terdiam di sudut kelas, berfikir keras untuk bisa menjadi yang dibanggakan bunda. Selintas aku teringat atas ucapan bu Ira, bahwa aku dan Thya terpilih mewakili sekolah kami untuk lomba OSN matematika, lomba itu akan dilaksanakan minggu depan. Akupun tersenyum, juga menangis berharap bisa menjadi juara. Tiba-tiba Lia datang menghampiriku. Lia adalah sahabatku sejak SMP. Dialah satu-satunya orang yang mengerti aku, dan selalu setia mendengarkan segala keluh kesahku.
“Heii, ngapain masih disini?” tanya Lia
“Ooh, ngak lagi ngapa-ngapain kok, ini juga udah mau pulang!” jawabku
“Oya, selamat ya kamu terpilih untuk ikut OSN matematika” katanya dengan penuh semangat.
“Hehe, iya makasih ya li…” kataku
“sama-sama” jawabnya singkat.
Sesampainya dirumah aku terdiam, takut dan bingung  saat melihat bunda yang sudah berdiri di depan pintu, wajahnya terlihat marah.
“Lyra, kenapa kamu baru pulang?” tanya bunda ketus.
“maaf bunda” jawabku
“Kamu tuh ngak pernah mau nurut sama bunda. Coba kamu lihat si Nina anak bu Yuli. Dia selalu nurut sama ibunya. Seharusnya kamu bisa contoh dia.” jelas bunda.
Hari yang ditunggu-tunggu, akhirnya datang juga. Aku segera bergegas ke sekolah untuk berkumpul dengan Thya dan beberapa orang guru yang akan mendampingi aku dan Thya mengikuti OSN. Sesampainya di SMAN Pelita, tempat dilaksanakannya OSN matematika. Aku menjadi gugup, karena aku melihat begitu banyak siswa/siswi dari sekolah lain yang akan mengikuti OSN juga. Namun, semua kecemasan itu memudar setelah aku mengingat tekadku untuk membanggakan bunda.
Pemenang lomba OSN akan diberitahukan 3 hari setelahnya, namun baru akan diumumkan di sekolah pada hari Senin, seusai upacara bendera. Aku tak sabar menunggu pengumuman tersebut. Sampai pada akhirnya, hari itupun tiba. Ternyata aku mendapat juara 3. Juara 1 diraih oleh Thya dan juara 2 diraih oleh Lulu dari SMA Harapan. Aku sedikit kecewa, namun aku tetap senang karna masih bisa dapat juara. Aku tidak sabar umtuk memberitahu bunda dan memberikan piala ini untuk bunda. Semoga saja bunda bisa bangga padaku.
Saat aku melangkah menuju kelas, aku mendengar beberapa orang yang sedang membicarakan aku dengan Thya mengenai pengumuman tadi.
“Eh, kasian banget ya si Lyra cuma dapet juara 3.”
“Iya, bener. Beda banget dengan Thya ya, dia hebat banget bisa dapet juara 1. Huuft, pasti bangga banget tuh ibunya punya anak seperti dia”
“iya, aku tahu, tapi jangan bicara seperti itu dong! jangan banding-bandingkan aku dengannya” sahutku dalam hati.
Di saat yang sama, bu Ira menghampiriku.
“Lyra, kenapa kamu Cuma bisa dapet juara 3?” kata bu Ira
“seharusnya kamu bisa belajar banyak dari Thya. Walaupun, dia aktif mengikuti banyak ekskul, tapi dia tetap bisa menjadi juara, dan nilainya juga tidak pernah turun!” lanjut bu Ira.
Lagi-lagi aku hanya bisa diam, saat semuanya membanding-bandingiku, dan hanya bisa diam saat mereka memuji orang lain dihadapanku, tanpa memperdulikan perasaanku. Aku berharap kali ini bunda tak marah padaku dan bisa bangga padaku, karna satu hal yang ku inginkan adalah membuat bunda bannga memiliki anak seperti aku. Namun, rasa pesimis muncul setelah mengingat perkataan beberapa orang tadi dan bu Ira.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca kisah selengkapnya di buku : 
ANAKKU, MUTIARAKU
(Rangkaian Kisah Inspiratif Tentang Buah Hati - Dilengkapi dengan Ulasan Medis dan Psikologis)

Penulis: Erni Misran, dr. Zulham, dkk

Penerbit: Pena Nusantara
ISBN: 978-602-1791-769
Tebal: xiv + 207 halaman
Harga Cetak: Rp. 40.000 (belum ongkir)
Harga e-book: (menyusul)
Pemesanan: 085771860444 (an. Linda, Pembelian) atau Ibu Erni Misran.



Buku kedua yang menampilkan salah satu tulisanku.
#AnakkuMutiaraku #AkuBukanMereka