Latest from my journal

Guruku


Guruku,
Laksana mentari pagi menyinariku
Hangat menyapa dalam ketidaktahuanku
Menghadirkan rasa juga asaku

Guruku,
Hadirmu memberi bahagia untukku
Bahkan pelangipun ikut tersenyum melihatmu
Lembut menatap hari, mengiringi langkah setiamu

Guruku,
Lelahmu tak pernah kau rasa
Membangkitkan semangat yang keras bagai baja
Bukti pengabdianmu pada bangsa

Guruku,
Suaramu masih saja lantang ku dengar
Meski ku lihat, wajahmu tampak pucat membeku
Namun, kau relakan dirimu demi mengajarkanku

Guruku,
Denting waktu terus berlalu ditelan masa
Namun ilmu yang kau berikan tak akan pernah sirna
Tak pula pudar walau badai menerjang

Guruku,
Sejatinya kau hadir atas kuasa-Nya
Memilihmu menjadi pahlawan tanpa tanda jasa
Karna pengabdianmu tak terlihat nyata namun bernilai ibadah

Guruku,
Salam beriring doa tercurah untukmu
Akan pinta yang tulus dariku untukmu
Sebuah keberkahan juga kebahagiaanmu

Guruku,
Terimakasih untuk semua ilmu yang kau berikan
Karenamu, lahirlah bintang kelas dunia
Karenamu, aku terjaga dari kebodohan yang menyesatkan

















Senja Kala Itu

Senja kala itu, aku membisu
Ragaku tegak berdiri namun, rapuh
Pikirku berkelabut tentang dirimu
Memandang asa yang kian menjauh
Karena bayangmu tak lagi satu

Senja kala itu, aku terenyuh
Melepas rasa yang kian tumbuh
Bersama hembusan angin, ku biarkan ia luruh
Kendaliku agar tak lagi jatuh
Upayaku agar tak lagi sesak merindu









Berhenti untuk Tidak Peduli

Sebagai seorang manusia, kita sering kali terlena oleh nikmatnya dunia. Hingga kita lupa ‘untuk apa kita diciptakan’ di dunia ini.

Ingatlah akan  firman Allah Swt dalam QS. Adz-Dzariyaat: 56
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Sungguh aku tersadar, bahwa tujuan Allah Swt menciptakan kita tidak lain adalah untuk beridadah kepada-Nya. Namun, mengapa kita masih saja lalai akan perintah-Nya?

Aku jadi teringat sebuah kutipan seseorang yang menarik perhatianku,
“... Karna banyak yang orang Islam hanya mengikuti rutinitas saja (tidur, kerja, makan, liburan tanpa adanya rasa ghirah berjuang untuk agama ini)”

Sadarkah, semakin lama rasa kepedulian kita kian sirna. Kita terlalu sombong dengan kehebatan diri sendiri, hingga lupa pada Sang pencipta juga pada saudara-saudara muslim di sekeliling kita. Lupa, bahwa kita sebagai seorang muslim sepatutnya berjuang bersama untuk agama ini. Mungkin, kita terlalu asyik menikmati hari tanpa menghadirkan Dia dan mungkin kita terlalu “masa bodo” dengan kondisi umat muslim di sekitar kita, hingga bersikap acuh pada agama ini. Atau mungkin kita sendiripun tidak paham dengan agama ini hingga membuat diri mudah dibodohi.

Wahai diri dan saudariku...
Jangan biarkan hati kita tergoyahkan oleh hawa nafsu belaka, yang hanya mematikan rasa kepedulian kita.
Jangan biarkan pikiran kita tercemari oleh pemikiran kaum idealis yang hanya meruntuhkan iman islam kita.
Dan jangan biarkan diri kita terbuai oleh nikmatnya dunia, yang hanya melemahkan keistiqomahan kita memperjuangkan agama ini.

Wahai diri dan saudariku...
Kuatkanlah iman islam mu. Istiqomahlah di jalan dakwah ini.
Berhentilah untuk tidak peduli. Karena sungguh, rasa ketidakpedulian akan memutus ukhuwah...
Jangan biarkan diantara kita ada yang berhenti dan keluar dari lingkaran ukhuwah ini. Karna sungguh, sendiri akan membuat dirimu ataupun aku menjadi lemah.

Ketahuilah, dengan jamaah Islam akan bersatu, satu pemahaman, satu tujuan, satu kekuatan besar yang kelak akan mampu melawan kebathilan dan kejahiliyahan yang melanda negeri ini.
Ingatlah sabda Rasulullah SAW, “Hendaklah kamu berada dalam jamaah kerana sesungguhnya berjemaah itu rahmat sedang perpecahan itu adalah azab. “

Yuk, bersama-sama kita tingkatkan rasa kepedulian kita untuk menegakkan kejayaan Islam.... karna dengan bersatu kita menjadi utuh...

Semoga bermanfaat~

Belajar Masak Season 2

TUMIS CUMI PEDAS ASIN

BAHAN-BAHAN
Cumi asin 1 ons
Bawang Merah 3 siung
Bawaang Putih 3 siung
Jahe seujung 1/2 ruas jari
Daun Salam 3 lembar
Sere 1 buah
Tomat ½ buah
Cabe ijo 3 buah
Cabe rawit merah sesuai selera
Saus tiram secukupnya
Gula secukupnya

CARA MEMASAK
1. Cuci bersih cumi dan bahan-bahan.
2. Iris bawang merah, bawang putih, jahe, cabe ijo dan cabe rawit merah  tipis.
3. Potong tomat menjadi 4 bagian.
4. Keprek sere
5. Tuang minyak goreng ke dalam wajan secukupnya. Goreng cumi hingga matang, kemudian angkat
6. Tumis bawang merah, bawang putih dan jahe hingga matang.
7. Masukkan saus tiram dan gula secukupnya
8. Masukkan cabe ijo, cabe rawit merah, tomat, daun sere dan sere. Aduk.
9. Masukkan air. Aduk dan tunggu hingga air berkurang.
10. Masukkan cumi yang telah digoreng.
11. Aduk hingga rata, tunggu 3 menit, angkat dan sajikan.


SAYUR SOP BASO

BAHAN-BAHAN
Kentang 1 buah
Wortel 2 buah
Kol 1/3 buah
Buncis 1 ikat
Daun Bawang 1 lembar
Daun Seledri secukupnya
Baso 6 buah ( sesuai selera)

BUMBU :
Garam secukupnya
Lada secukupnya
Bawang Merah 5 siung
Bawaang Putih 2 siung
Jahe seujung ¼ ruas jari
Daun Salam 2 lembar

CARA MEMASAK
1. Buat bumbu : Haluskan garam dan lada, kemudian masukkan bawang merah 2 siung dan bawang putih 2 siung serta jahe. Haluskan hingga rata.
2. Iris 3 siung bawang merah tipis untuk bawang goreng dan daun seledri.
3. Didihkan air secukupnya, kemudian masukan bumbu yang telah dihaluskan. Aduk dan diamkan kurang lebih 5 menit.
4. Masukkan sayuran (kentang, wortel, buncis) yang sudah dipotong-potong. Tunggu hingga matang.
5. Masukkan baso yang sudah dipotong-potong.
6. Cicipi kuah sop. Jika sudah pas. Matikan kompor.
7. Taburi daun seledri yang telas diiris serta taburi bawang goreng.
8. Sayur Sop Baso sudah siap disajikan.





Belajar Masak Season 1

Lagi proses perbaikan diri. Mencoba belajar masak sama mamah. Hehehe.

#Season1

CAH KANGKUNG

BAHAN-BAHAN
2 Ikat kangkung segar
2 siung bawang merah
2 siung bawang putih
½ tomat segar
Cabe (sesuai selera)
Saus tiram secukupnya
Garam secukupnya
Gula secukupnya
Air mineral secukupnya
Minyak goreng secukupnya

CARA MEMASAK
1. Cuci bersih kangkung, cabe, tomat, bawang merah dan bawang putih
2. Potong kangkung ukuran sedang
3. Iris cabe, tomat, bawang merah dan bawang putih
4. Tuangkan minyak ke dalam wajan secukupnya, jika sudah panas masukkan irisan bawang merah dan bawang putih
5. Jika sudah harum, masukkaan irisan cabe dan tomat. Kemudian masukkan saus tiram secukupnya
6. Masukkan kangkung, aduk hingga rata
7. Tuang air mineral secukupnya, aduk hingga rata
8. Taburkan garam dan gula secukupnya
9. Angkat dan hidangkan

NB : gunakan api kecil atau sedang


JAMUR CRISPY

BAHAN-BAHAN
Jamur 500gr
Tepung terigu 3 sendok makan
Tepung crispy 250gr
4 butir telur puyuh 
Lada bubuk
Air mineral secukupnya
Minyak secukupnya


CARA MEMASAK
1. Cuci bersih jamur dan potong jamur sesuai selera
2. Buat adonan dasar : masukkan tepung terigu ke dalam mangkok, lalu tuang air secukupnya aduk hingga rata, kemudian masukkan telut puyuh, kocok hingga rata.
3. Buat adonan tambahan : masukkan tepung crispy ke dalam wadah yang lebar lalu tambahkan lada bubuk, aduk hingga rata.
4. Masukkan jamur ke dalam adonan dasar
5. Tuang minyak goreng ke dalam wajan secukupnya, tunggu hingga panas
6. Masukkan jamur yang sudah bercampur adonan dasar ke adonan tambahan, lalu masukkan secara perlahan ke dalam wajan
7. Tunggu hingga jamurberubah warna menjadi kuning keemasan
8. Angkat dan hidangkan

NB : gunnakan api kecil atau sedang



AYAH

Ini bukan hanya tentang aku, juga bukan tentang ayah.
Ini tentang kita
Tentang rasa yang saling menjaga
Tentang rindu yang saling mendamba
Tentang kasih yang tak berucap kata

Mata lelah ayah itu, selalu membuatku pilu
Tergurat kasih yang menyayat kalbu
Rambut ayah yang mulai memutihpun, selalu membuatku sendu
Terlihat kuat walau sebenarnya mulai rapuh

Aku bangga pada ayah,
Bangga akan setiap kerja keras ayah.
Akupun mencintai ayah tanpa batas
Seperti doaku untukmu yang tak pernah lepas

Tahukah apa pintaku untukmu?
Bimbinglah aku untuk bersama-sama menggapai ridhoNya
karena kelak, aku juga ingin bersamamu disana, di surgaNya Allah Swt Yang Maha Esa

No, Galau!

Malem minggu??? Galau??? Jangan deh yaa...
Mungkin ada diantara kita yang sedang gelisah, galau dan merana. (Udah kaya judul lagu ya...hehehe). Entah meratapi tentang tugas, kerjaan, keuangan, keluarga, atau mungkin jodoh. Mojok di kamar sambil dengerin lagu melow atau nonton drama korea yang super melankolis. Waaah, tambah bikin baper tuh ya.

"Masalah itu jangan diratapi tapi dihadapi"

Emang sih pada kenyataannya sulit dilakukan, nggak semudah diucapkan. Tapi nggak ada salahnya kan dicoba, diniatkan dengan tekad yang kuat. Yakin bisa, pasti bisa, harus bisa.

Ingatlah firman Allah Swt dalam QS. Al-Insyiroh ayat 5-6 yang artinya,
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Jadi, jangan terus meratapi masalah, apalagi sampai bersu'udzon sama Allah Swt. Yakinlah, Allah Swt itu Maha Mengetahui yang terbaik buat hambanya, buat kita. Adukanlah segalanya hanya padaNya. Yakinlah akan kuasaNya Yang Maha Agung.

Nah, supaya nggak galau-galau lagi caranya cuma satu. Perbanyak berzikir (mengingat) Allah Swt. Ingatlah firman Allah Swt dalam QS. Ar-Rad'u ayat 28 yang artinya, "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”

Dan ketahuilah, Dzikir terbaik adalah dengan membaca Al-Qur'an.

NO, GALAU!
Setiap kali ada sinyal-sinyal galau melanda di diri kita atau bahkan temen kita. Ingatlah firman Allah Swt dalam QS. At- Taubah ayat 40, "La Takhaf Wa La Tahzan. Innallaha Ma’ana" yang artinya “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Sesungguhnya Allah ada bersama kita”

Semoga bermanfaat~


Review : Novel Tere Liye "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu" 1-10

Judul                                     : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

Penulis                                 : Tere Liye                                                                                       

Penerbit                              : Republika

Jumlah Halaman               : Iv+426 Halaman

Tahun Terbit                      : 2009


Di dalam buku novel ini, tidak terdapat kata pengantar, daftar isi maupun prolog. Setelah sampul, hanya terdapat lembar informasi buku dan sebuah kutipan yang cukup menarik.

“Puteri, sekarang Jakarta gerimis. Cepat sekali berubah. Kayak hati. Semoga pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai rasa sayang. Biar abadi sayangnya. Tidak seperti cuaca.”

Jakarta, 6 Januari 2009

BAB 1 : Aku Rinai

Mengisahkan tentang gadis kecil  yang tinggal di panti asuhan saat menjelang hari raya. Gadis kecil yang sedih karena tidak paham apa itu hari raya dan amat merindukan Ayah-Bundanya. Gadis kecil yang cerdas dan penuh rasa keingintahuan, selalu sibuk bertanya “M-e-n-g-a-p-a  ia tidak memiliki Ayah dan Bunda ?”. Gadis kecil itu bernama Rinai.

Di detik, menit, dan jam yang bersamaan. Ribuan kilometer di rumah sakit terbaik Ibu-kota dengan segenap fasilitasnya. Tampak seorang pasien berumur enam puluh yang  setelah sekian lama menunggu, akhirnya kondisinya membaik. Dia adalah pemilik kongsi bisnis terbesar yang pernah ada yang sedang sekarat.

Satu kutipan menarik disini :

“Menggetarkan sekali mendengar pertanyaan yang tidak terucap itu. Menggetarkan sekali menyimak percakapan tanpa suara itu. Karena, Engkau selalu menjawab setiap pertanyaan. Sungguh, satu jawaban untuk satu pertanyaan. Jawaban yang sempurna. Tidak lebih, tidak kurang.”

BAB 2 : Aku Rehan

Mengisahkan tentang remaja tanggung yang tinggal di panti asuhan saat menjelang hari raya. Remaja tanggung yang memendam rasa kebencian kepada penjaga panti yang dianggapnya sok-suci. Hari itu remaja tanggung itu dicaci maki, dipecut dengan sebilah rotan dan tidak diperbolehkan masuk rumah. Tidak ada baju baru. Tidak ada makanan. Tidak ada semuanya. Hal itu dilakukan penjaga panti  terhadapnya karena, ia dianggap telah mencuri semua kiriman parsel untuk panti. Kenyataannya, ia memang telah mencuri semua parsel tersebut dan telah ia jual ke penadah di Pasar Induk dekat panti. Uangnya telah habis untuk main-main dan berjudi di sudut terminal. Hal itu dilakukannya karena ia sangat menbenci  penjaga panti yang sejak lama menyimpan mimpi secara berlebihan. Mimpi yang membuatnya mati-matian untuk naik haji, tidak peduli dari mana asal uang itu. Ia juga sangat membenci kenyataan bahwa dirinya selama ini harus tinggal di panti itu, karena merasa setiap harinya ia hanya dipukuli, dimarahi, dan jadi kuli. Makanan dijatah setiap harinya. Malam itu, setelah semua yang telah penjaga panti lakukan kepadanya, hal itu membuat remaja tanggung yang dipenuhi rasa amarah semakin bulat akan tekadnya untuk segera meninggalkan panti itu, menuju kehidupan bebas yang didambakannya. Dia, remaja tanggung itu bernama Rehan.

BAB 3 : Aku Pasien

Mengisahkan tentang kondisi seorang pasien berumur enam puluh yang mengalami progress. Perlahahan pasien itu terbangun dalam ketidaksadarannya. Pasien itu sangat bingung melihat keberadaannya saat ini, berdiri di tengah keramaian terminal. Tempat yang sangat ia kenal. Persis. Sempurna seperti memori otaknya pertama kali merekam  tempat itu. Semuanya seperti mimpi baginya.

BAB 4 : Aku Diar

Mengisahkan tentang remaja tanggung berusia dua belas yang amat merindukan Rehan. Teman satu kamarnya di panti. Hari itu, dia bertemu orang yang dirindukannya. Orang yang telah meninggalkan panti sejak sebulan yang lalu. Orang yang kini tampak berbeda penampilannya dan juga sikapnya. Tidak peduli dengan rindunya yang mendamba. Orang yang dikasihinya itu malah dengan paksa membuka kotak uang toilet umum terminal yang dijaganya. Dia tidak pernah mampu mencegah Rehan. Tidak puas dengan itu, Rehan juga mencuri celana seorang sopir bus yang hendak mandi di toilet umum itu. Dia berusaha menghentikan Rehan, hingga tubuhnya yang ringkih didorong dengan kasar oleh Rehan. Namun, dia tetap mencoba menghentikan Rehan, mengejar langkah Rehan yang gesit berlari meninggalkannya dan juga sopir bus yang kini sadar bahwa celananya dicuri. Dengan panik dan beringas sopir bus itu mengejar tanpa sadar dengan tubuh telanjangnya, dan busa sabun yang mulai berjatuhan. Hal itu membuatnya tidak hanya menjadi bahan tontonan tetapi juga bahan tertawaan. Membuat sopir bus semakin geram.

BAB 5 : Aku Terminal Kota

Mengisahkan tentang Ray, pasien berumur enam puluh yang sedang mengenang masa lalu di terminal. Bayangan saat sopir bus itu telanjang dengan busa sabun yang mulai berjatuhan tanpa sadar membuatnya terwata. Ray menganggap itu peristiwa konyol yang lucu untukknya. Ray menyadari keberadaanya di terminal saat itu sangatlah aneh, orang-orang yang berlalu lalang sedikitpun tidak menghiraukannya. Bahkan menyadari dirinya bisa bicara dan berdiri tanpa tongkat. Padahal, seingatnya, berbulan-bulan yang lalu pita suaranya hilang, dan kakinya lumpuh total. Kebingungannya tidak sampai disitu, ada seseorang yang tampak aneh baginya menepuk pundaknya, menegurnya. Mukanya terlihat seolah bercahaya oleh gurat kearifan. Tampak seusianya. Dia sangat mengetahui tentang Ray.

BAB 6 : Aku Bayi Yang Selamat

Mengisahkan tentang penemuan sebuah file penting di panti. Map yang berisi kertas-kertas entahlah tidak diketahui persis olehnya. Ada surat dari petugas apalah. Ada keterangan dari dinas apalah. Surat pengantar. Catatan kesehatan. Tidak banyak. Hanya lima-enam lembar. Terakhir malah bukan kertas surat-menyurat, melainkan potongan koran, ‘Kebakaran besar lima belas tahun silam’. Hanya beberapa orang yang selamat. Salah satunya bayi kecil yang ditemukan di pinggir bantaran kali dekat lokasi kebakaran. Bayi kecil yang menangis pilu. Bayi kecil itu adalah dirinya,  Rehan Rauja. 

Setahun berlalu sejak mengetahui sepotong cerita masa lalunya, tidak banyak yang berubah dari perangai Rehan. Tingkah Rehan malah menjadi-jadi. Pagi itu Rehan melaksanakan aksi besar yang telah ia rencanakan sejak lama. Mencuri brankas milik penjaga panti yang selama ini tersimpan rapi. Setelah berhasil mengambilnya, Rehan segera meninggalkan panti yang dianggapnya menyebalkan itu.

BAB 7 : Aku Penjudi Ulung

Mengisahkan tentang pemberhentian pertama Ray. Tempat pertama kali dia merasakan hidupnya yang berasa sungguh menyenangkan. Di terminal.  Setelah mendapatkan uang dari hasil curiannya di panti, yang ternyata hanya belasan ribu, Rehan gunakan sebagai modal untuk berjudi di lapau terminal. Beruntung, malam itu Rehan amat bertuah. Sepuluh putaran Rehan menang telak, menguras habis uang bandar lepau terminal. Uangnya kini sudah beranak-pinak. Tidak puas dengan itu, Rehan kembali melakukan peruntungannya untuk berjudi lempar dadu di ruko pedagang Cina yang lebih besar. Tiga puluh putaran, sempurna sudah Rehan memenangkan seluruh taruhan. Uangnya kini sudah berbilang juta.

BAB 8 : Aku Pertanyaan Pertama

Mengisahkan tentang pertanyaan pertama Ray. Mengapa dirinya harus menghabiskan masa kanak-kanak di panti yang menyebalkan itu?.

Setelah kemenangan yang berlimpah malam itu. Keesokan harinya Rehan kembali ke ruko itu. Wajah Rehan sudah tidak asing lagi bagi pengunjung ruko judi, karena dirinya sudah dikenal sebagai raja judi. Kemenangan itu kembali diraih Rehan. Namun, sayang ketika malam berikutnya, semua tuah benar-benar luntur. Rehan kehabisan uangnya. Kehidupan jalanan baru dimulai. Rehan mulai berani mencopet di angkutan umum,  mencuri di ruko-ruko terminal. Satu bulan berlalu, Rehan sempurna menghilang ari panti. Hari itu, Rehan akhirnya memaksakan diri mampir ke toilet terminal yang dijaga Diar. Rehan terdesak, kelaparan. Rehana mengambil paksa uang dalam kotak toilet yang dijaga Diar. Kemudian mencuri celana milik sopir bus siang itu. Rehan lari meninggalkan Diar begitu saja, tanpa mengetahui kejadian berikutnya. Diar menjadi sasaran amuk sopir bus yang kecurian celananya dan juga orang-orang yang berkerumun. Tanpa sempat Diar jelaskan, hanya dalam sekejap kotak uang itu sudah melesat menghantam kepala Diar.

Itulah jawaban atas pertanyaan pertama Ray. Semua itu karena dirinya menjadi sebab bagi garis kehidupan Diar. Ray menjadi sebab anak ringkih, lemah dan polos itu menjemput takdir hidup. Diusianya yang masih amat muda.

Kutipan menarik disini :

“Kehidupan ini tidak sia-sia. Besar-kecil, semua berarti”.

“Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebabakibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain menyebabkan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu... Saling mempengaruhi, saling berinteraksi,,, “

BAB 9 : Aku Tasbih Yang Rusak

Mengisahkan tentang dua anak panti yang terkapar di ranjang rumah sakit. Diar dan Rehan. Malam itu, setelah mendapatkan banyak uang hasil mencuri celana sopir bus, Rehan kembali ke ruko cina untuk berjudi putaran roda. Dan dia beruntung hingga dapat menggandakan uangnya itu seratus kali lipat. Benar-benar menguras habis, membuat dengki pemilik ruko. Pada kenyataannya selama ini Rehan memang selalu memenangkan judi. Hari kekalahannya terdahulu sebenarnya karena kecurangan pemilik ruko. Malam itu Rehan disergap tiga orang tak dikenal suruhan pemilik ruko, dalam kondisi mabuk Rehan tidak dapat membalas. Pisau belati itu beringas menusuk perut, paha dan seluruh tubuhnya.

Diar sempat tersadar dari masa kritisnya. Dalam kondisi yang masih lemah seperti itu, Diar masih tetap mengkhawatirkan Rehan. Memohon kepada penjaga panti untuk bisa menyelamatkan Rehan. Hati penjaga panti tersentuh. Diar mengakui kesalahannya pada penjaga panti. Kesalahan bahwa dirinyalah yang telah merusak tasbih arab milik penjaga panti. Diar menjelaskan bahwa Rehan telah melindunginya, dengan mengakui sesuatu kesalahan yang tidak pernah dilakukannya dan pada akhirnya menerima hukuman dari penjaga panti yang amat memilukan. Malam itu Diar bersumpah dalam hati, akan selalu menghargai Rehan. Akan selalu menghormatinya. Diar menghembuskan nafas terakhirnya di depan penjaga panti. Meluluhkan hati penjaga panti yang keras. Untuk pertama kalinya penjaga panti itu terisak. Menangis. Tersungkur. Diar telah menjadi sebab bagi penjaga panti kembali.

Kutipan yang menarik disini :

“Sayang, kau tidak menyadari nasihat lama: keberuntungan yang berlebihan selalu mengundang dengki.”

BAB 10 : Aku Arab Tua Tidak Berguna

 Mengisahkan tentang penjaga panti yang telah terbuka hatinya karena Diar. Diar menjadi sebab pertobatan, sebab Tuhan berkenan menemukan penjaga panti itu kembali. Tanpa sepengetahuan Rehan, penjaga panti ternyata telah memutuskan untuk membatalkan keberangkatan hajinya. Uang itu, uang yang ditabungnya selama berpuluh-puluh tahun untuk perjalanan besar tersebut digunakan untuk biaya operasi ginjal Rehan di Ibukota. Kenyataan itu menghantam hati Ray.  

Kutipan yang menarik disini :

“Siklus sebab-akibat itu sudah ditentukan. Tidak ada yang bisa merubahnya, kecuali satu: Yaitu kebaikan. Kebaikan bisa merubah takdir.... Nanti kau akan mengerti, btapa banyak kebaikan yang kau lakukan tanpa sengaja telah merubah siklus sebab-akibat milikmu. Apalagi kebaikan-kebaikan yang meman dilakukan dengan sengaja.”

                                                                                                ***                                   

Awal membaca novel ini, cukup membingungkan karena alur yang digunakan adalah alur campuran. Jadi ada beberapa tokoh yang dibahas dalam rentang waktu yang berbeda. Namun, peristiwa yang saling berkaitan. Sampai bab 10 ini, tokoh Rinai belum diketahui lebih lanjut. Pada  bab 8 sampai bab 10 sungguh sangat klimaks. Cerita yang tidak tertebak sebelumnya. Kalimat yang disuguhkan begitu sederhana namun mampu membuat membaca larut akan cerita. Tidak hanya itu, para pembaca khususnya aku juga dibuat semakin penasaran dengan kisah selanjutnya, dengan empat jawaban lainnya yang belum terungkap.

Dakwah

"Ketika kita memberikan sesuatu tanpa syarat, sesuatu yang sangat berharga akan kembali pada kita"

-Kutipan kalimat seseorang yang menarik perhatianku.

Mengapa menarik perhatianku?
Karena, ketika membaca kalimat itu, satu kata yang terlintas dalam benakku adalah "dakwah".

Mungkin banyak diantara kita yang menyepelekan dakwah. Padahal, dakwah merupakan salah satu ciri yang hakiki bagi siapa saja yang mengaku mengikuti Nabi Saw.
 Ingatlah firman Allah Swt,“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik” (QS. Yusuf : 108).

Jadi, sudah sepatutnya kita berdakwah. Dimanapun, kapanpun, kepada siapapun, dengan cara yang baik, dan tanpa syarat apapun. InshaAllah, sesuatu yang berharga akan kembali pada kita.

Karena orang-orang yang berdakwah kepada Allah, mereka adalah golongan yang memperoleh kemenangan dan keberuntungan dihari ketika manusia berkumpul dalam keadaan ada yang bahagia dan ada yang sedih. Ingatlah firman Allah Swt, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr :1-3).

Dan ketahuilah, bahwa salah satu amalan yang tidak akan putus pahalanya dan memberi manfaat hingga hari kiamat kelak adalah "ilmu yang bermanfaat". Ilmu yang kita sebarkan untuk menyeru kepada Allah. 
Jika manusia mati terputuslah darinya amalnya kecuali tiga hal : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim). 

"Ketika kita berdakwah tanpa syarat. Sesuatu yang berharga akan kembali pada kita"

Semoga bermanfaat~

Sakitmu adalah Cinta

Menurut KBBI, arti dari kata 'sakit' itu adalah rasa tidak nyaman di dalam tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut dan sebagainya).

Pernahkah kamu merasa sakit?
Aku yakin, selayaknya manusia biasa kita pasti pernah merasakan sakit.
Tahukah kamu ? sakitmu adalah cinta... ya, cinta.
Karena sesungguhnya, ketika Allah Swt menakdirkan kita rasa sakit, pasti ada hikmah dibalik itu semua. Jadi tidak sepatutnya kita mengeluh, menggerutu, apalagi sampai su'udzon sama Allah Swt. Na'udzu billah...

Rasulullah Saw, pernah bersabda : "Sesungguhnya besarnya pahala (balasan) sangat ditentukan oleh besarnya cobaan. Dan jika sekiranya Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji dan memberikan cobaan kepada mereka".
(HR. Tirmidzi dan Baihaqi)

Jangan kita berpikir, ketika Allah menguji kita atau memberikan cobaan kepada kita, karena Allah Swt membenci kita, tidak sayang sama kita. STOP, berpikir jelek kaya gitu. Justru, Allah Swt sesungguhnya mencintai kita. Ingatlah sabda Rasulullah Saw : "Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan Allah hapuskan berbagai kesalahannya, seperti sebuah pohon meruntuhkan daun-daunnya." (HR. Muslim)

Betapa besar rasa cinta yang Allah berikan kepada hambanya, kepada kita. Cinta dari Sang Ilahi agar hambaNya tidak mendapatkan azab di akhirat, maka Dia membersihkan segala noda dan dosanya di dunia. Ma syaa Allah...

Selain itu, Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah berpendapat bahwa sakit, khususnya demam sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Karena, menurutnya orang yang sakit demam akan meninggalkan makanan yang buruk dan kemudian beralih kepada makanan yang baik-baik. Ia pun akan mengkonsumsi obat-obatan yang bermanfaat bagi tubuh. Hal ini tentu akan membantu proses pembersihan tubuh dari segala macam kotoran dan kelebihan yang tidak berguna. Sehingga prosesnya mirip seperti api terhadap besi yang berfungsi menghilangkan karat dari inti besi.

Lalu, bagaimana kita menyikapi rasa sakit ini?
Bersabarlah dan ridha terhadap sakit yang menimpa kita.
Seperti firman Allah Swt, dalam QS. Az-Zumar ayat 10, yang artinya "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"

Semoga bermanfaat,-





Info!

Assalamu'alaykum...

Udah lumayan lama nih aku nggak posting di blog. Semoga seterusnya bisa konsisten deh yaa akunya. Semoga kalian juga nggak bosen sama tulisanku yang suka abstrak gini. hahaha

Fyi, buat kalian yang mau tahu cerita lengkap cerpen-cerpenku, kalian bisa baca di wattpad. Disana aku tulis lenkap tanpa dipotong-potong. hehehe (wattpad : rumaishadinar)


Salam Hangat,

     -sda-

Pertemuan Kata-kata

Tahukah kamu?
Pertemuan itu tidak melulu dalam bentuk fisik.
Seperti halnya kita. Pertemuan kita berawal dari untaian kata-kata. Sesederhana itu bentuk pertemuan kita. Namun, aku menyukainya. Melalui kata-kata 'dia' yang tertutup tidak mampu menyembunyikan isi hatinya. Melalui kata-kata pula aku memahami karakternya. Pertemuan bentuk ini berbekas, tidak hanya sekedar berlalu seperti debu yang terhempas angin.

Melalui sebuah kata akan menjadi sebuah cerita.
Melalui sebuah cerita akan menghadirkan banyak rasa.

Tapi, tahukah kamu?
Kata-kata itu ajaib
Pertemuan melalui kata-kata, hanya akan indah bila si pembaca kata-kata dapat menafsirkannya dengan indah dan dapat mengutarakannya dengan nada yang indah pula.

Aku harap kamu juga menyukai pertemuan kita ini.